Rabu, 25 Februari 2015

Legenda Milan Masih Dihantui "Tragedi Istanbul"


Bandar casino online terpercaya, Nyon: AC Milan harus mengalami salah satu momen paling pahit dalam keikutsertaannya di Liga Champions. Momen itu disebut para fan Milan sebagai "Tragedi Istanbul".

Masih ingat kapan momen itu terjadi? Ya, momen tersebut terjadi pada final Liga Champions 2004/2005. Kala itu, Milan ditantang Liverpool pada laga puncak di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki, Rabu 25 Mei 2005.

Milan tampil gemilang di babak pertama dengan melesakkan tiga gol lewat Paolo Maldini, serta dua gol Hernan Crespo (39' & 44') untuk memimpin 3-0 di interval pertama.

Banyak orang tentu memprediksi Milan akan keluar sebagai pemenang dengan kondisi seperti ini. Namun, pepatah yang menyebut "Tak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola" akhirnya terbukti di pertandingan ini.

Liverpool di luar dugaan mampu bangkit dan berhasil mengikis defisit tiga gol hanya dalam kurun waktu enam menit!! Diawali tandukan Steven Gerrard pada menit ke-54, lalu tendangan akurat Vladimir Smicer dua menit berselang, dan puncaknya, eksekusi penalti Xabi Alonso pada menit ke-60.

Skor 3-3 pun bertahan hingga 90 menit di waktu normal berakhir, plus tambahan 2x15 menit di babak perpanjangan waktu. Drama adu penalti pun harus dilakukan untuk menentukan pemenang.

Di momen inilah Milan benar-benar terpuruk. Mental mereka benar-benar telah terkikis akibat kecolongan tiga gol dalam tempo enam menit. Imbasnya, dua algojo pertama Milan, Serginho dan Andrea Pirlo gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

Dan klimaksnya, Andriy Shevchenko yang jadi algojo kelima (terakhir) Milan juga gagal. Kegemilangan Jerzy Dudek di bawah mistar membuat Sheva gugup, sehingga tembakannya pun terbaca dan memaksa Milan harus merelakan trofi "Si Kuping Besar" jadi milik Liverpool.

Hampir satu dekade berselang, momen tersebut ternyata masih terus saja mengganggu pikiran para penggawa Milan. Salah satunya ialah legenda hidup, Andriy Shevchenko.

"Sulit menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di pertandingan itu," ujar Shevchenko dalam wawancara dengan UEFA.

"Di babak kedua, kami memulai laga dengan baik, memiliki banyak peluang. Lalu selama enam menit, kami merasa... gelap. Kami hanya kehilangan sedikit fokus di lapangan, lalu kemudian Liverpool bangkit, dan mencetak tiga gol. Itu adalah pertandingan yang sulit dilupakan," tandasnya.

Shevchenko mengaku masih belum bisa melupakan pertandingan tersebut hingga saat ini, kendati pada kenyataannya Milan sukses membalaskan dendamnya dua tahun kemudian, yakni mengalahkan Liverpool 2-1 di pada final Liga Champions 2004/2007 di Athena, Yunani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Live Chat Software