Betting Online Terpercaya - FIFA menyatakan bahwa proses bidding untuk menentukan tuan rumah Piala Dunia 2026 ditunda. Keputusan tersebut diambil setelah investigasi menyeluruh yang dilakukan FBI terhadap badan sepakbola dunia tersebut.
Penyelidikan terhadap FIFA diawali oleh pengakuan satu eks anggota Komite Eksekutif mereka, Chuck Blazer, bahwa dirinya pernah menerima suap. Pengakuan Blazer itu dilakukan pada tahun 2013, namun baru beberapa pekan silam dokumen pengakuannya diungkap kepada publik.
Setelah melakukan penyelidikan, FBI kemudian menangkap beberapa petinggi FIFA pada sebuah hotel di Zurich, Swiss. Penangkapan tersebut dilakukan hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden FIFA yang baru dihelat.
Pada kelanjutannya, penyelidikan FBI akan kasus suap dan korupsi di tubuh FIFA melebar ke beberapa hal. Salah satunya ke proses bidding Piala Dunia.
Pengakuan Blazer, yang menyatakan pernah menerima suap untuk memenangkan negara tertentu untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, membuat FBI juga menyelidiki proses penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2014, Piala Dunia 2018, dan Piala Dunia 2022.
Dengan penyelidikan tersebut, FIFA pun menyatakan bahwa proses bidding untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 ditunda.
"Setelah melihat situasi belakangan ini, telah diputuskan bahwa proses administratif untuk bidding tuan rumah Piala Dunia 2016 ditunda," demikian pernyataan yang dilansir sendiri oleh FIFA.
"Keputusan lanjutan mengenai prosesbidding Piala Dunia 2026 akan didiskusikan kemudian oleh Komite Eksekutif FIFA," lanjut pernyataan tersebut.
Beberapa negara di Benua Amerika dikabarkan tertarik untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Selain Amerika Serikat, beberapa negara lainnya adalah Meksiko, Kolombia, dan Kanada.
Awalnya, voting untuk menentukan siapa yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 akan dilakukan pada Mei 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar